Nama grup band Letto langsung mencuat. Gimana nggak? Hampir tiap hari telinga kita dibombardir lagu-lagunya yang jadi soundtrack sinetron Intan dan Wulan yang tayang di RCTI. Pasti bukan lantaran itu Letto jadi dikenal. Banyak yang mengakui lagu-lagunya memang membawa perubahan segar di blantika musik tanah air.Lagu Sandaran Hati dan Ruang Rindu, contohnya, mampu menghipnotis para pecinta musik. Dua lagu inilah yang membawa band asal Yogyakarta ini layak disandingkan dengan band ternama lainnya seperti Samsons, Nidji, dan Ungu. Mereka sadar, agar bisa menyelinap di antara grup yang udah terkenal, sebuah band mesti menawarkansesuatu yang istimewa. Terus apa sih kelebihan band ini. Coba deh dengerin lirik yang terangkai dalam bait-bait lagu Letto. Syairnya begitu puitis dengan pilihan kata yang manis. Apakah ada pengaruhnya atau nggak, tentang status Noe-- sang vokalis-- yang ternyata anak dari budayawan Emha Ainun Najib. Jangan-jangan kelebihan ayahnya yang seorang budayawan ini ‘mewarnai’ karya-karya Letto.Cuma dengan tegas Noe menampiknya. Jenis musik grup yang diusungnya beda dengan ‘Kiai Kanjeng’ pimpinan Cak Nun, sapaan Emha. "Kreativitas berbeda. Cuma satu budaya," ujar pria bernama asli Sabrang Mowo Damar Panuluh. Sedangkan Cak Nun sendiri mengaku nggak terlalu mempengaruhi jenis musik Letto. Malah dia sering minta bantuan Noe kalo mau manggung ke luar negeri. “Pas mau ke Finlandia dan Inggris, saya minta tolong anak anak saya,” ujarnya. Ya… itulah Letto, bukan letoy. Lagu-lagunya bikin kamu berdiri tegak…memaksa kamu mengacungkan jempol dan bukan letoy alias loyo! Asal tau aja, sebenernya mereka bukanlah band baru. Grup yang beranggotakan Noe (vokal/kibor) Patub (gitar), Arian (bass) dan Dedi (drum) pernah masuk kompilasi Pilih 2004, sebelumnya pernah melempar tembang berbahasa Inggris I’ll Find Away. Kenapa sekarang baru terkenal? “Ini namanya lambat tapi pasti,” tukas Noe. Bravo Letto!
http://genasik.telkomsel.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar